Kamis, 31 Oktober 2019

Perang Suksesi Jawa III Singkat

Wawan Setiawan Tirta
Perang Suksesi Jawa III bermula dari pembatalan pemberian hadiah kepada Mangkubumi oleh Paku Buwana II karena Mangkubumi berhasil mengalahkan R. M. Said yang meneruskan pemberontakan sesudah Geger Pecina selesai.
Perang Suksesi Jawa III bermula dari pembatalan pemberian hadiah kepada Mangkubumi oleh Pa Perang Suksesi Jawa III Singkat
Gambar: Mangkubumi
Paku Buwana II membatalkan pemberian hadiah itu karena hasutan Patih Pringgalaya yang didukung Gurbernur Jenderal van Imhoff. Kedudukkan Paku Buwana II sangat lemah. Selama ia menjadi raja ada tiga perjanjian yang harus ia tandatangani dengan VOC. Pertama perjanjian 1743, kemudian perjanjian 1746, dan 1749. Menurut perjanjian 1749 Mataram sebagai kerajaan berdaulat telah berakhir.

Mangkubumi yang pada saat penandatangan perjanjian 1749 (11 Desember) berada di Yogyakarta menolak perjanjian itu. Ia mempertahankan keberadaan Mataram dengan menobatkan dirinya menjadi raja di Yogyakarta tanggal 12 Desember 1749.

Mangkubumi berhasil menghimpun  kekuatan yang besar. Said pernah menjadi patih dan panglimanya. Tetapi kemudian cekcok, yang  menyebabkan Said meninggalkan  Mangkubumi.

Karena sama-sama lelah berperang, maka VOC mengajak berunding. Mangkubumi bersedia. Berlangsunglah perundiangan Giyanti. Dalm perundingan itu dicapailah kesepakatan, yang terutama adalah beerdirinya kerajaan keraton Yogyakarta di bawah pemerintahan Mangkubumi dan kerurunannya. Karena kedudukannya yang lemah Sunan Paku Buwana III hanya menuruti kehendak VOC. Perjanjian itu ditandatangani 13 Febuari 1755.

Said meneruskan peperangan. Karena kedudukkannya tidak sekuat Mangkubumi, Said puas menjadi adipati. Begitulah ditentuikan dalam perjanjian Salatiga, 17 Maret 1757.