Minggu, 19 April 2020

Kesalahan Twitter dalam #Ramadhan

Wawan Setiawan Tirta
Ketika membuka halaman twitter saya hari ini, saya disuguhi iklan resmi dari twitter melalui akun @TwitterAdsID. Sesuatu yang biasa ketika saya melihat akun tempat orang ngoceh ini. Sebelumnya saya hanya disuguhi iklan untuk mempromosikan akun saya. Tetapi hari ini (entah sejak kapan), twitter mempromosikan untuk bisa promosi melalui twitter produk usaha saya melalui twitter. Tidak ada yang salah dengan promosi itu, hanya masalah bahasa saja. Ya, kesalahan twitter ada dalam penulisan tanda pagar (tagar) #Ramadhan.

Penulisan yang benar adalah Ramadan, bukan Ramadhan seperti yang ditulis di twitter tersebut. Mungkin yang admin akun @TwitterAdsID tidak membaca kamus, atau justru terlalu lebay. Dia cenderung ikut-ikutan pasar alias kecenderungan penulisan salah dengan menggunakan 'h' setelah huruf 'd' pada kata Ramadan.

Cara penulisan yang benar ini dapat ditelusuri melalui Kamus Besar Bahasa Indonesia, jika admin twitter tidak sempat atau tidak punya buku KBBI yang memang tebalnya naudubillah, bisa juga melihat KBBI versi daring (online) baik yang disediakan oleh pusat bahasa melalui subdomain di laman kemendikbud, maupun KBBI daring lain yang jumlahnya memang banyak.

Sudah selayahknya, twitter sebagai media juga menyesuaikan dan ikut mengembangkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Memang tidak hanya twitter, beberapa stasiun televisi juga menggunakan Ramadhan, tetapi beberapa tahun terakhir, lebih banyak televisi yang berubah, mereka sudah menggunakan ramadan tanpa h.

Selalu ingat kredo bahasa menunjukkan bangsa. Menghargai bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat juga diartikan sebagai menghargai bangsa Indonesia. Bukankah selama ini pangsa pasar twitter terbesar adalah Indonesia dengan Jakarta sebagai kota paling cerewet di twitter?

Selamat menjelang Ramadan. Dan, jadilah bangsa Indonesia yang menghargai bangsa Indonesia dengan menghargai bahasanya.

Salam !